PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam percakapan sehari-hari psikologi abnormal sering ditemukan namun pengertiannya terutama secara teknis tidak selalu menunjukkan pengertian yang sama atau seragam. Hal ini bisa jadi menimbulkan masalah ketika kita menggunakan untuk keperluan yang lebih spesifik daripada sekedar berwacana saja. Istilah-istilah lain dari psikologi abnormal atau sering juga disebut perilaku abnormal atau abnormal behaviour adalah perilaku maladaptive kemudian ada yang menyebutnya mental disorder, psikopatology, emotional discomfort, mental illness atau gangguan mental.
Psikologi abnormal mencakup sudut pandang yang lebih luas tentang perilaku abnormal dibandingkan studi tentang gangguan mental (psikologis). Studi gangguan mental umumnya diasosiasikan dengan perspektif model medis (medical model) yang menganggap bahwa perilaku abnormal merupakan simtom dari penyakit atau gangguan yang mendasarinya.
Psikologi Abnormal ( Abnormal Psychology ) merupakan salah satu cabang psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang – orang yang mengalaminya.
Rumusan Masalah
Bagaimana Sejarah atau Definisi Psikologi Abnormal?
Bagaimana Perspektif Historis Abnormalitas?
Bagaimana Perspektif Kontemporer Abnormalitas?
Tujuan Makalah
Memberitahukan kepada pembaca tentang sejarah dan definisi psikologi abnormal
Memberikan informasi kepada pembaca tentang perspektif historis dan kontemporer abnormalitas
Untuk memenuhi tugas makalah yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah atau Definisi Psikologi Abnormal
Psikologi abnormal berkontak dengan beberapa disiplin ilmu lainnya. Beberapa ilmu lainnya tersebut sangat dekat relasinya dengan psikologi abnormal dalam bidang profesi atau bidang ilmiahnya. Beberapa ilmu tersebut secara tidak langsung seperti: Agama, pendidikan, hukum, sosisologi, antropolgi. Dan lain-lain.
Psikologi Abnormal (Abnormal Psychology) merupakan salah satu cabang psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang yang mengalaminya.
Definisi Psikologi Abnormal Menurut Ahli
Kartini Kartono (2000: 25), psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang menyelidiki segala bentuk gangguan mental dan abnormalitas jiwa.
Singgih Dirgagunarsa (1999: 140) mendefinisikan psikologi abnormal sebagai lapangan psikologi yang berhubungan dengan kelainan atau hambatan kepribadian, yang menyangkut proses dan isi kejiwaan.
Perspektif Historis Abnormalitas
Pada abad pertengahan kepercayaan tentang kerasukan makin meningkat pengaruhnya dan pada akhirnya mendominasi pemikiran di zaman pertengahan. Doktrin tentang penguasaan oleh roh jahat meyakini bahwa perilaku abnormal merupakan suatu tanda kerasukan oleh roh jahat atau iblis. Rupanya, hal seperti ini masih dapat dijumpai di negara kita, khususnya di daerah pedalaman.
Model Demonologi
Arkeolog menemukan lubang sebesar telor pada tengkorang manusia.
Perilaku abnormal merefleksikan serbuan/ invasi dari roh-roh jahat. Lubang di atas ditujukan untuk jalan agar roh-roh yang marah dapat keluar. Threpination untuk membatasi agar masyarakat berperilaku baik. Model ini mengaitkan perilaku abnormal dengan supranatural atau hal-hal gaib. Yunani Kuno : dewa-dewa memperlakukan mereka seperti mainan, jika dewa marah maka terciptalan bencana alam bahkan ketidakwarasan. Orang yang berperilaku abnormal dimasukkan ke dalam kuil untuk dipersembahkan kepada dewa Aesculapius (penyembuh).
Asal Mula Model Medis
Dalam “Cairan Tubuh Manusia Memicu Penyakit”. Hipocrates (460 SM) bapak ilmu kedokteran, meyakini bahwa perilaku abnormal terjadi karena ketidakseimbangan cairan dalam tubuh. Orang yang tidak bertenaga atau lambat diyakini memiliki kelebihan lendir (plegm) Kelebihan cairan empedu hitam diyakini menyebabkan depresi atau melankolia. Terlalu banyak cairan darah menimbulkan disposisi sanguinis: ceria, percara diri, optimis. Kelebihan cairan empedu kuning membuat orang-orang menjadi muram dan koleris (cepat marah). Meskipun teorinya sudah tidak lagi dianut, Hipocrates berhasil menyangkal pendekatan demonologis dan menggolongkan perilaku abnormal ke dalam tiga bagian, yakni:
Melankolia untuk menandai depresi yang berlebihan.
Maniak untuk mengacu pada kegembiraan yang berlebihan.
Frenitis (peradangan otak) untuk menandai bentuk perilaku yang aneh, yang mungkin saat ini disebut schizofrenia.
Zaman Pertengahan (475-1450M)
Setelah kepergian Galen, doktrin akan kekuatan supranatural sebagai penyebab perilaku abnormal dikuatkan kembali oleh Gereja Katolik Roma. Upaya penanganan dengan Upacara Pengusiran Roh Jahat. Metodenya: berdo’a, mengayun-ayunkan tanda salib, memukul dan mencambuk. Jika tak kunjung sembuh, disiksa dengan alat yang sangat menyakitkan, dengan harapan si penderita dapat termotivasi untuk menyesuaikan perilaku mereka dengan masyarakat.
Ilmu Sihir (akhir abad 15 - akhir abad 17)
Perempuan-perempuan yang dituduh sebagai penyihir disiksa dan dibunuh, karena dianggap meracuni hasil panen atau memakan bayi-bayi mereka. Ada panduan untuk menyelidiki orang-orang yang dicurigai sebagai penyihir. Lebih dari 100.000 penyihir dibunuh pada 2 abad berikutnya. Tes “diagnostik” dengan menenggelamkan orang yang dicurigai (logam murni).
Akademisi modern meyakini bahwa “penyihir” yang meyakini diri mereka dapat terbang, atau berhubungan dengan iblis, benar adanya dan ini merupakan fenomena psikologis yang dikenal sebagai halusinasi pada gangguan schizofrenia.
Rumah Sakit Jiwa (akhir abad 15 - awal abad 16)
RSJ atau penampungan orang gila menjamur di Eropa, juga bekas Leprosarium. RSJ sebagai perlindungan bagi orang gila dan pengemis. Tempat yang sangat mengerikan, sebab sebagian dari mereka dirantai di tempat tidur dan dibiarkan berbaring di tengah kotoran mereka, atau berkeliaran tanpa ada yang membantu. Salah satu RSJ di London menyediakan tiket untuk menonton perilaku aneh dari penghuni RSJ. Mereka dapat menonton layaknya pertunjukan sirkus binatang.
Pada abad pertengahan kepercayaan tersebut makin meningkat pengaruhnya dan pada akhirnya mendominasi pemikiran di zaman pertengahan. Doktrin tentang penguasaan oleh roh jahat meyakini bahwa perilaku abnormal merupakan suatu tanda kerasukan oleh roh jahat atau iblis. Rupanya, hal seperti ini masih dapat dijumpai di negara kita, khususnya di daerah pedalaman. Pernah saya melihat di tayangan televisi yang mengisahkan tentang seorang ibu dirantai kakinya karena dianggap gila. Oleh karena keluarga meyakini bahwa sang ibu didiami oleh roh jahat, maka mereka membawa ibu ini pada seorang tokoh agama di desanya. Dia diberi minum air putih yang sudah didoakan. Mungkin inilah gambaran situasi pada abad pertengahan berkaitan dengan penyebab perilaku abnormal.
Persepektif Kontemporer Abnormalitas
Keyakinan-keyakinan dalam hal kerasukan roh jahat tetap bertahan hingga bangkitnya ilmu pengetahuan alam pada akhir abad ke 17 dan 18. Masyarakat secara luas mulai berpaling pada nalar dan ilmu pengetahuan sebagai cara untuk menjelaskan fenomena alam dan perilaku manusia. Akhirnya, model-model perilaku abnormal juga mulai bermunculan, meliputi:
Perspektif biologis
Seorang dokter Jerman, Wilhelm Griesinger (1817-1868) menyatakan bahwa perilaku abnormal berakar pada penyakit di otak. Pandangan ini cukup memengaruhi dokter Jerman lainnya, seperti Emil Kraepelin (1856-1926) yang menulis buku teks penting dalam bidang psikiatri pada tahun 1883. Ia meyakini bahwa gangguan mental berhubungan dengan penyakit fisik. Memang tidak semua orang yang mengadopsi model medis ini meyakini bahwa setiap pola perilaku abnormal merupakan hasil dari kerusakan biologis, namun mereka mempertahankan keyakinan bahwa pola perilaku abnormal tersebut dapat dihubungkan dengan penyakit fisik karena ciri-cirinya dapat dikonseptualisasikan sebagai simtom-simtom dari gangguan yang mendasarinya.
Perspektif psikologis
Sigmund Freud, seorang dokter muda Austria (1856-1939) berpikir bahwa penyebab perilaku abnormal terletak pada interaksi antara kekuatan-kekuatan di dalam pikiran bawah sadar. Model yang dikenal sebagai model psikodinamika ini merupakan model psikologis utama yang pertama membahas mengenai perilaku abnormal.
Perspektif sosiokultural
Pandangan ini meyakini bahwa kita harus mempertimbangkan konteks-konteks sosial yang lebih luas di mana suatu perilaku muncul untuk memahami akar dari perilaku abnormal. Penyebab perilaku abnormal dapat ditemukan pada kegagalan masyarakat dan bukan pada kegagalan orangnya. Masalah-masalah psikologis bisa jadi berakar pada penyakit sosial masyarakat, seperti kemiskinan, perpecahan sosial, diskriminasi ras, gender, gaya hidup, dan sebagainya.
Perspektif biopsikososial
Pandangan ini meyakini bahwa perilaku abnormal terlalu kompleks untuk dapat dipahami hanya dari salah satu model atau perspektif. Mereka mendukung pandangan bahwa perilaku abnormal dapat dipahami dengan paling baik bila memperhitungkan interaksi antara berbagai macam penyebab yang mewakili bidang biologis, psikologis, dan sosiokultural.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Psikologi abnormal atau sering juga disebut perilaku abnormal atau abnormal behaviour adalah perilaku maladaptive kemudian ada yang menyebutnya mental disorder, psikopatology, emotional discomfort, mental illness atau gangguan mental.
Psikologi abnormal berkontak dengan beberapa disiplin ilmu lainnya. Beberapa ilmu lainnya tersebut sangat dekat relasinya dengan psikologi abnormal dalam bidang profesi atau bidang ilmiahnya. Psikologi Abnormal (Abnormal Psychology) merupakan salah satu cabang psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang yang mengalaminya.
Perspektif Historis Abnormalitas
Pada abad pertengahan kepercayaan tentang kerasukan makin meningkat pengaruhnya dan pada akhirnya mendominasi pemikiran di zaman pertengahan. Doktrin tentang penguasaan oleh roh jahat meyakini bahwa perilaku abnormal merupakan suatu tanda kerasukan oleh roh jahat atau iblis. Rupanya, hal seperti ini masih dapat dijumpai di negara kita, khususnya di daerah pedalaman.
Persepektif Kontemporer Abnormalitas
Keyakinan-keyakinan dalam hal kerasukan roh jahat tetap bertahan hingga bangkitnya ilmu pengetahuan alam pada akhir abad ke 17 dan 18. Masyarakat secara luas mulai berpaling pada nalar dan ilmu pengetahuan sebagai cara untuk menjelaskan fenomena alam dan perilaku manusia
Saran
Diharapkan para pembaca dapat mengambil informasi yang kami berikan ini, sehingga mampu menambah pengetahuan para pembaca. Dan kami harap para pembaca bisa memahami apa itu psikologi abnormal serta perspektif abnormalitas yang berhubungan dengan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://adib-asrori.blogspot.com/p/pengertian-sejarah-abnormal.html
http://psikologi45.blogspot.com/2011/03/perspektif-dalam-psikologi-abnormal.html
http://andrew-setiawan.blogspot.com/2008/06/perspektif-historis-tentang-perilaku.html
http://atikahnn.wordpress.com/2013/01/04/psikologi-abnormal-dan-ilmu-yang-berpautan/
Nevid, Jeffrey S., dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar